Selasa, 03 Oktober 2023

Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) XVIII NTB Cabor Pencak Silat Sukses Digelar

PENCAK.SILAT.NTB, MATARAM -
Sebelumnya sebanyak 15 perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) dan ratusan mahasiswa mengikuti seleksi Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) Cabang Olahraga (Cabor) Pencak Silat NTB, Sabtu 29 September 2023.

Ke-15 PTN/PTS tersebut yakni,  Unram, UIN, Undikma, Univ. Bumi Gora, UMM, Univ.Hamzanwadi, IAHN, UTS, Politeknik Medika Farma Husada, NW, NU, Univ.Islam Al-Azhar, UMB, STKIP, dan juga STIKES.

Pertandingan ini dilaksanakan selama tiga hari Jum'at - Minggu (29 September - 1 Oktober 2023), di Gelanggang Pemuda dan Olahraga kota Mataram. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) NTB sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan mendatang.

Untuk Juara umum dalam cabor Pencak Silat di menangkan oleh Universitas Mataram dengan Perolehan 3 medali emas dan 2 medali perak, kemudian disusul STKIP Taman Siswa Bima dengan perolehan 2 medali emas dan 1 medali perak. Selanjutnya disusul Universitas Muhammadiyah Mataram dengan perolehan 2 medali emas.

"Terus berlatih, jangan cepat puas. Sebagai atlet ada banyak ajang yang bisa diikuti, demi majunya insan pencak silat di NTB," tutur Nurhamdi Said, peraih medali emas di kelas D Putra.

Dengan Semangat, kerja sama tim serta perhatian dan kepedulian dari semua pihak,  akhirnya ajang pencak silat pada Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) NTB tahun 2023, berjalan lancar hingga selesai kegiatan.

"Secara keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar, semoga adik-adik yang lolos pada pomda kali ini bisa memberikan hasil yang maksimal pada pomnas yang akan berlangsung di bulan November mendatang," tutur Dhega Mardiansyah selaku Official.




Jumat, 13 Desember 2019

Selain Pencak Silat RI, Silat Malaysia Juga Diakui UNESCO Jadi Warisan Dunia

Jakarta - Tak hanya pencak silat dari Indonesia yang diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO-PBB). Silat dari Malaysia juga diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda kemanusiaan.

Akun Twitter resmi UNESCO mengabarkan tradisi pencak silat Indonesia masuk dalam daftar warisan budaya takbenda pada Kamis (12/12) pukul 22.06 WIB kemarin. Sejam kemudian, UNESCO juga mengabarkan bahwa silat dari Malaysia juga masuk dalam daftar warisan budaya takbenda.

"Selamat #Malaysia!" cuit UNESCO, menyertakan emoji bendera Malayia dan jabat tangan.

Keputusan itu adalah hasil sidang Ke-14 Komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda Antarpemerintah, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.

Dijelaskan dalam situs resmi UNESCO, silat adalah seni tempur, beladiri, dan bertahan hidup, berakar di Kepulauan Melayu. Keberadaan pencak silat dapat dilacak hingga awal kerajaan Hindu-Buddha Melayu, yakni Kerajaan Langkasuka (pusatnya kini terletak di Pattani Thailand). Silat berkembang ke arah praktik latihan fisik dan spiritual, mengenakan busana tradisional musik, dan adat Melayu. Banyak gaya Silat yang terinspirasi dari gerakan manusia, alam, dan hewan. Misalnya, Silat Harimau.

"Di Malaysia sendiri, ada lebih dari 150 gaya Silat yang diturunkan dari unsur alam seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan," tulis UNESCO.

Adapun untuk tradisi pencak silat Indonesia, UNESCO menjelaskannya sebagai tradisi yang mengandung nilai olahraga, aspek mental-spiritual, bela diri, dan seni. Istilah 'pencak' lebih dikenal di Jawa, sedangkan 'silat' lebih dikenal di Sumatera Barat. Tiap daerah punya gaya tersendiri, dilengkapi dengan musik, kostum, dan senjata tradisional. UNESCO menggunakan istilah 'tradisi pencak silat' untuk Indonesia dan 'silat' untuk Malaysia.

Praktisi pencak silat diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam, melindungi diri sendiri dan orang lain, menghindari tindakan menyakiti penyerang, dan menjalin persahabatan. Pengetahun terkait silat diajarkan di pendidikan nonformal, termasuk tradisi tutur, salam, frasa falsafah, pantun, nasihat, lagu, dan teknik bermain peralatan.
Sumber:detikNews

Minggu, 24 November 2019

POPNAS: Cabor Pencak Silat NTB Sumbang 1 Medali Perunggu.


Dengan demikian hingga hari terakhir Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XV/2019, kontingen cabor pencak silat NTB hanya berhasil mempersembahkan satu medali Perunggu yang diraih oleh Salsabiela Dwi Ananda pada kelas C tanding Putri (47kg-51kg). Pesilat yang biasa disapa Caca ini harus menerima kekalahan setelah melawan pesilat Jawa Tengah, Kurnia Fatma Amanah pada partai semi final, padahal pada babak penyisihan, ia menang telak melawan atlet Papua dengan skor 5–0. Begitu juga  ketika merebut tiket ke semifinal, dengan mudahnya ia tumbangkan pesilat Banten dengan skor 5-0.

"Di Seminya berhadapan sama juara dunia anak jawa tengah letingnya yuliana waktu di Thailand." Kata Dhega Mardiansyah, tim pemantau Dispora. 


Sebelum diberangkatkan,  para Atlet kontingen NTB termasuk Cabor Pencak Silat dipersiapan melalui TC, yang di gelar sejak tanggal 6-16 November 2019, yang dipusatkan di Hotel Arum Jaya Mataram. Caca mengaku sudah mempersiapkan diri jauh hari sebelum ajang Popnas ini berlangsung. 

"Sebelum TC berlangsung, saya sudah lebih dulu mempersiapkan diri untuk ajang Popnas ini, saya latihan dibawah binaan DM Club." Ujarnya.

Caca tetap bersyukur meskipun hanya meraih medali perunggu untuk NTB pada ajang Popnas pertamanya ini. Caca juga mengucapkan maaf sekaligus terimakasih kepada semua orang yang sudah memberikan dukungan penuh saat ajang Popnas berlangsung. 

"Terimakasih untuk semua yang sudah mendukung saya termasuk kedua orang tua dan pelatih pak Salabi, Bang Herman dan mbak Mariati yang sudah berjuang dan sabar melatih saya dan teman-teman yang lain, tapi maaf sebelumnya kami belum bisa kasi yang terbaik buat NTB. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak." Ujarnya lagi.

Sebelumnya 4 dari 5 atlet yang mewakili NTB pada ajang POPNAS kali ini gugur pada babak penyisihan yang berlangsung di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Pesilat Iqbal Anugrah (kelas D putra) kalah 0-5 dari Anugrah Khafis Egi Riansyah pesilat Kepulauan Riau. Nasib Serupa dialami Ladeva Pramono (kelas E putra), yang kalah 0-5 dari pesilat DKI Jakarta, Dio Rezy Pratama.

Dimas Rizki Fahrezi (kelas H putra) juga harus mengakui lawannya, pesilat Jawa Barat, Alif Nurrohim Djadjuri yang menang telak 0-5 atas Dimas. Sementara Taufik Hidayat (kelas G putra), kalah 0-5 dari pesilat Jawa Timur, Aditya Eka Firmansyah.

Herman, salah satu pelatih Pplp yang menjadi pendamping atlet saat itu mengakui,  para atlet sudah dipersiapkan dengan matang sebelum Popnas XV berlangsung, namun lawan pada Popnas kali ini memang sulit untuk di taklukkan. “Mereka sudah kami persiapkan dengan matang, tapi memang musuh lebih baik daripada mereka" Ujarnya.





Kamis, 21 November 2019

Arti dan Makna Lambang IPSI

  1. Warna Dasar Putih : berarti suci dalam amal perbuatan
  2. Warna Merah : berarti berani dalam kebenaran
  3. Warna Hijau : berarti ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu yang menuju kemantapan jiwa, karena selalu beriman dan bertauhid keda Tuhan Yang Maha Esa secara hikmat dan syahdu
  4. Warna Kuning : berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa
  5. Bentuk Perisai Segi Lima : berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati
  6. Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah : berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan bersatu membangun negara
  7. Untaian lima lingkaran : melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan perikemanusiaan antara perbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan kegotong royongan
  8. Ikatan pita berwarna merah Putih : bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari perbagai aliran Pencak Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia.
  9. Gambar tangan putih di dalam Dasar hijau : menggambarkan bahwa IPSI membantu, Negara dalam bidang ketahanan nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap

Rabu, 20 November 2019

POPNAS : Caca Pesilat NTB Berhasil Lolos ke Semi Final


Pertandingan babak penyisihan cabor pencak silat POPNAS hari ini Rabu, 20 November 2019 dilalui atlet pencak silat NTB, Salsabiela Dwi Ananda. Ketika merebut tiket ke semifinal Popnas XV yang digelar di Gelanggang Remaja Jakarta Utara, atlet yang biasa dipanggil Caca ini turun pada kelas C Putri (47kg-51kg) dan dengan mudahnya menumbangkan pesilat asal Banten dengan skor 5-0. Sebelumnya pada hari Selasa kemarin, Caca juga menang telak 5-0 atas Breta pesilat asal Papua.

Caca mengaku sangat senang dan siap tampil di kejuaran pencak silat ini. Tetap tenang dan tidak ragu saat akan menyerang ditanamkan dalam dirinya. Dengan persiapan yang cukup matang, dirinya yakin mampu persembahkan medali bagi kotingen Nusa Tenggara Barat. 

"Saya sangat senang bisa mengikuti Popnas ini, ini kejuaraan silat tingkat nasional yang pertama kali saya ikuti." Ujarnya.

Selasa, 19 November 2019

Mengingat kembali Juara Asean School Games 2013 Pencak Silat Asal NTB


Sebelum Yuliana (juara dunia Pencak Silat Junior 2018) ternyata NTB juga pernah meraih medali emas pada ajang ASEAN School Games 2013 yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam pada 22-30 Juni 2013 yang lalu.

Pada tahun 2013, Indonesia mengirim 154 atlet dalam ajang tersebut.
Ada sembilan cabang yang diikuti Indonesia. Yakni Atletik, Renang, Senam, Bola Basket, Bulu Tangkis, Bola Voli, Sepak Takraw, Tenis Meja, dan Pencak Silat.


MUH IRADAT PUTRA SANJAYA

Adalah salah satu atlet asal Nusa Tenggara Barat yang berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam ajang Asean School Games cabang olahraga Pencak Silat. Saat itu atlet yang biasa disapa Ir ini merupakan atlet pencak silat binaan Dhega Mardiansyah di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) KONI NTB. Ir bertanding pada kategori kelas A dengan berat badan 39-43 kg, dan berhasil menyabet medali emas setelah berhasil mengalahkan atlet asal Laos di partai final.

Prestasi Ir tidak terhenti sampai disitu, atlet yang kini berstatus mahasiswa di Universitas Mataram itu masih tetap aktif mengukir prestasi pada tingkat dewasa. Sederet prestasi yang pernah diraih Ir diantaranya Peraih Medali Perunggu Kejurnas Pplp Jambi 2011, Medali Emas Kejurnas Pplp Kalsel 2012, Medali Emas Popwil Sulsel 2012, Medali Emas Asean school Games Vietnam 2013, Medali Emas Popnas jakarta 2013, Medali Emas Kejurnas Pplp Kaltim 2013, Medali Emas Kejurnas Pplp Jateng 2014, Medali Perunggu Popwil NTT 2014, Medali Emas Pon Remaja Jatim 2015, Medali Perunggu Kejurnas dewasa Jakarta 2016, Medali Perunggu Pomnas Makasar 2017, Medali Perunggu Pomnas Jakarta 2019.

Rara Peraih Medali Emas Pencak Silat O2SN SMP Tingkat Nasional tahun 2019

CLAURA AZZURA NOVENDRA


Adalah salah satu atlet pencak silat NTB yang berhasil mengharumkan nama Provinsi Nusa Tenggara Barat pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat SMP Nasional di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 24-31 Agustus 2019 yang lalu.

Tanding pada kelas E putri, pelajar dari Kota Bima yang biasa di panggil Rara itu berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) setelah mengalahkan lawannya asal Kepulaun Riau Bengkulu dalam pertandingan final.

Atlet binaan Usman, Emi dan Hamid itu menjadi satu-satunya atlet NTB yang sukses mempersembahkan medali emas pada event Olimpiade Olahraga Siswa Nasional itu. Sebelumnya NTB mengirim 8 orang atlet yang sukses meraih medali emas pada seleksi O2SN Tingkat Provinsi NTB pada Bulan Juli yang lalu, Namun dari delapan siswa itu hanya Rara yang berhasil mempersembahkan medali emas untuk NTB.